"BAKPIA PATHOK 25 YOGYAKARTA"
BAB I
EXECUTIVE SUMMARY
1.1
Latar Belakang
Bakpia adalah makanan
tradisional semacam kue bundar yang biasanya berisi bubuk kacang hijau. saat
ini isi sangat bervariasi seperti coklat, durian, atau keju. Bakpia ini dijual
dengan kemasan kardus kotak dan di jual di banyak tempat di Yogyakarta. Bakpia
di Jogja lebih dikenal dengan bakpia pathok karena pusat industri makanan ini
berada di Pathok yogyakarta. Di jalan KS Tubun sebelah barat Malioboro ini
berderet toko sekaligus tempat produksi Bakpia. Sebagian besar dari produsen
ini memberi nama atau merek dagangnya sesuai dengan nomor rumah tempat usaha mereka,
misalnya Bakpia Pathok 25, berarti nomor tokonya adalah jl. pathok no 25.
Bakpia
merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta bahkan sudah menjadi icon dari
wisata kuliner di Yogyakarta sehingga bakpia 25 lahir dengan menyajikan suatu
produk makanan berupa bakpia yang dikemas dengan format berbeda mulai dari
proses produksi hingga proses pemasaran.
Sebagai
salah satu produsen besar bakpia di Yogyakarta, PT Bakpia Pathok 25 lahir dari
perusahaan kecil. Awal lahirnya Bakpia Pathok 25, dimulai dari usaha kecil
milik Alm. Tan Aris Nio, seorang janda keturunan yang harus berjuang demi
menghidupi anak-anaknya. Meskipun dia bukan orang pertama yang memproduksi
bakpia, karena pada saat itu sudah banyak orang yang juga memproduksinya. Saat
itu, Tan Aris Nio hanya membuat kue ini, kemudian dititipkan ke toko-toko, dan
kini Bakpia Pathok 25 telah memiliki 5 toko cabang, dan 1 lokasi untuk toko
sekaligus produksi. Selain itu, untuk penjualannya banyak orang luar daerah
Yogyakarta yang mengambil kue ini untuk kemudian dijual di Magelang, Semarang,
dan daerah lainnya.
Meski
telah mempekerjakan 100 pegawai, seperti layaknya UKM, Arlen Sanjaya (Pemilik
Bakpia Pathok 25) mengaku PT Bakpia Pathok 25 merupakan pengrajin bakpia
pertama yang telah menggunakan brand (merk). Melalui sentuhan manajemen Lita
Sanjaya, kakak perempuan Arlen yang dulu menggunakan merk Bakpia Pathok 38.
Alasanya, karena saat itu menyewa toko dengan nomor 38. Namun karena dianggap
sebagai angka kawin mistis dalam penanggalan Imlek, maka diubahlah menjadi
Bakpia Pathok 25 hingga saat ini.
Menyadari
betul mengenai pentingnya brand, kemudian dibuatlah slogan Bakpia Pathok 25
Oleh-oleh Khas Jogja. Menurut Arlen Sanjaya, nama Bakpia Pathok 25 tidak bisa
dipatenkan karena berkaitan dengan nama kue, nama jalan, dan angka yang
merupakan milik publik. Namun Arlen telah mematenkan Bakpia Pathok 25 secara
utuh 1 kardus atau 1 kotak. Sertifikat Depkes pun telah diraih pada tahun 1988
dan serifikat halal MUI pada 1998. Mengenai kemasan, jika dulu hanya menggunakan
kemasan kotak anyaman bambu (besek), kemudian dikemas dalam kardus putih biasa,
kini telah dikemas dalam kardus dengan desain elegan dan higienis.
Dan
saat ini Bakpia Pathok 25 merupakan salah satu merek usaha bakpia terbesar di
Kota Jogja setelah Bakpia Pathok 75, dan 2 merek inilah yang saat ini menjadi
penguasa penjualan kue bakpia di kota Jogjakarta.
1.2 Visi, Misi, dan Tujuan
1.2.1 Visi
Menjadi
produsen spesial oleh-oleh makanan khas Jogja baik lokal maupun nasional.
1.2.2 Misi
-
Selalu
menjaga mutu atau kualitas produk yang dihasilkan
-
Memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen
-
Produk
yang dihasilkan selalu mengedepankan kebersihan atau higienis.
1.2.3 Tujuan
- Ikut melestarikan makanan tradisional lokal untuk
diangkat ke permukaan agar menjadikan makanan tradisional Indonesia menjadi
tuan rumah di negaranya sendiri.
- Dengan
Motto “yang baru pasti lebih hangat dan enak” kami akan menjadi yang terdepan dalam usaha Bakpia.
- Membuka
lapangan pekerjaan baru
1.3
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka
yang berhubungan antara orang-orang dengan tugasnya (jabatannya) dalam suatu
organisasi sehingga sifatnya dinamis. Perusahaan Bakpia Pathuk "25"
dipimpin langsung oleh bapak Arlen Sanjaya yang dalam hal ini struktur
organisasi dibagi antara
1.
bagian
administrasi,
2.
bagian
pemasaran
3.
bagian
proses produksi.
BAB II
PERMASALAHAN
Permasalahan
yang dihadapai pengrajin Bakpia “25” dilihat dari kelemahan dan ancaman yaitu:
2.1 Faktor Internal
-
Kurangnya
karyawan terutama kasir di toko-toko daerah strategis seperti toko Ongko Joyo, toko Pasar Pathok, toko Kembang Jaya, toko Bandara Jaya, dimana di daerah - daerah
strategis tersebut sering terjadi antrean bagi pembeli.
-
Kurangnya
karyawan toko terutama bagian kasir, dapat dilihat dari pelanggan sering antre
lama di toko, terutama di toko daerah stratgeis seperti Bandara Jaya.
-
Masih
tergantung dengan alam.
2.2 Faktor Eksternal
-
Semakin banyak usaha sejenis yang muncul dengan
kualitas yang tidak jauh beda dengan Bakpia Pathok 25, misalnya bakpia Djava
dan bakpia Raminten.
-
Susah
untuk mengatasi pemalsuan merek yang dilakukan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab, misalnya di daerah stasiun atau terminal sangat sering
ditemui pedagang Bakpia yang menggunakan nama-nama ternama tetapi bukan produk
asli.
-
Musim
penghujan dan berpengaruh pada proses pembuatan Bakpia, dimana sinar matahari
sangat diperlukan untuk proses penjemuran kacang hijau dan kualitas kacang
hijau yang baik dan maksimal hanya dapat didapat melalui penjemuran sinar
matahari yang tinggi dan bepengaruh pada kualitas Bakpia itu sendiri.
-
Kenaikan
harga bahan-bahan pokok terutama pada waktu menjelang hari-hari besar, padahal
di hari besar permintaan akan Bakpia menaik tajam hingga mencapai omset 12 juta.
2.3
Hubungan
dari Kelemahan dan Ancaman
Dengan
adanya kelemahan dan ancaman yang ada dalam usaha ini diharapakan Bakpia 25 dapat
menjadikannya sebuah pelajaran untuk menjadi lebih baik kedepannya dan mampu bersaing dengan usaha
lain sejenis. Upaya yang dapat dilakukan Bakpia 25 ialah dengan
menjalankan
A. Marketing Objectives
- Memperkenalkan perusahaan secara lokal.
Menciptakan brand awareness pada target market itu sangat penting, dan
untuk meraih itu perusahaan menyadari bukanlah suatu perkara yang gampang.
Namun dengan terus melakukan pemasaran, memberikan informasi atau berkomunikasi
dengan pasar perusahaan meyakini strategi tersebut dapat memperkenalkan dan
meningkatkan brand awareness perusahaan.
- Meningkatkan Brand Equity.
Dengan
melakukan pemasaran perusahaan meyakini juga dapat meningkatkan equitas merek.
Meningkatkan nilai dari brand tersebut otomatis juga akan meningkatkan nilai
terhadap konsumennya. Konsumen akan merasa lebih bangga karena brand yang
mekaka gunakan mempunyai nilai lebih terhadap brand lainnya yang sejenis.
3.
Meraih kepercayaan konsumen.
Memberikan kualitas produk yang benar-benar baik
sebagai upaya untuk melakukan pemasaran yang
baik, sehingga dapat meraih kepercayaan
konsumen. Strategi-strategi pemasaran yang baik intinya juga ingin mendapatkan
kepercayaan konsumen. jadi dengan melakukan pemasaran yang baik dan pesan
pemasaran itu sampai kepada konsumen dan perusahaan dapat menjaga kualitas
produk maka dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand atau produk.
B. Financial Objectives
1. Meningkatkan profit margin dari penjualan
tiap tahunnya.
2. Mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan
dalam satu tahun pertama
C. Target market
Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat
keinginan yang sama. Dengan mengetahui dan mengenali segmen pemasar, maka akan
lebih mudah untuk memuaskan keinginan target. Secara umum target market dari Bakpia “25” adalah para wisatawan yang berkunjung ke Jogja, serta para
pengusaha lain di luar Jogja yang bekerja sama untuk dijual kembali di daerah
mereka.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Manajemen Strategi
Pengertian
Manajemen Strategi
1.
Sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu
mencapai sasaran perusahaan” (Lawrence R. Jauch & William F. Glueck)
2.
“Suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh
manajemen untuk merumuskan strategi, dan mengevaluasi strategi dalam rangka
menyediakan nilai2 yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi
organisasi” (Bambang Hariadi).
Jadi manajemen Strategi pada
usaha Bakpia Pathok 25 adalah suatu rencana jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai tujuan
organisasi ke depannya.
3.2 IFAS
dan EFAS
Perusahaan
pada umunya didirikan untuk kelangsungan hidupnya dan diharapkan dapat
memperoleh laba yang maksimum. Dalam hal ini Bakpia Pathok 25 menciptakan
kualitas dan banyak pilihan rasa dengan harga yang bersaing dengan usaha lain
serupa, hal ini dilakukan agar Bakpia Pathok 25 tetap mampu berkembang dan
bersaing ditengah persaingan yang semakin ketat.
Untuk
mengetahui seberapa pentingnya dan pengaruhnya antara kekuatan dan kelemahan ,
serta peluang dan ancaman yang dialami oleh usaha Bakpia Pathok 25 dapat dilihat
sbb :
Bobot :
-
0,00-0,05 ( kurang penting)
-
>0,05-0,10
( cukup penting )
-
>0,10-0,15
( penting )
-
>0,15-0,20
( sangat penting )
Rating :
Pada S dan O
-
4 ( sangat berpengaruh )
-
3 ( cukup berpengaruh )
-
2 ( berpengaruh )
-
1 ( kurang berpengaruh )
Pada W dan T
-
4 ( Sangat berpengaruh )
-
3 ( cukup bepengaruh )
-
2 ( berpengaruh )
- 1 (kurang berpengaruh )
Strength (Kekuatan)
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
Bakpia 25 merupakan anggota dari
pengrajin Bakpia Kampung Pathok Jogjakarta.
|
0,10
|
4
|
0,40
|
Terus meningkatkan kualitas karena
membawa nama baik Pathok.
|
Memiliki banyak pelanggan mulai di
daerah hingga ke luar daerah Jogja seperti Magelang, Semarang, Jakarta, dsb.
|
0,11
|
3
|
0,33
|
Terus memberikan pelayanan yang baik
agar pelanggan tidak kecewa.
|
Kualitas Bakpia 25 sudah dikenal dan
dipercaya.
|
0,11
|
4
|
0,44
|
Menjaga kualitas produk yang
dihasilkan.
|
Harga yang ditawarkan cukup
terjangkau dan disesuaikan dengan kualitas produk.
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Berusaha menjaga kestabilan harga
dengan tidak mengorbankan kualitas.
|
Memiliki aneka rasa bakpia.
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Membuat inovasi rasa terbaru untuk
isi bakpia.
|
Memiliki toko pusat oleh-oleh yang
tersebar di daerah strategis di kota Jogja.
|
0,10
|
4
|
0,40
|
Mengembangkan pemasaran (jumlah
toko) di daerah potensial yang belum dimasuki.
|
JUMLAH
|
0,61
|
2,14
|
||
Weakness
(Kelemahan)
|
||||
Kurang
efektifnya penggunaan website dalam kegiatan pengenalan produk baru kepada
konsumen.
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Mempromosikan produk baru di website
resmi.
|
Masih tergantung dengan alam dalam
proses pembuatan bakpia.
|
0,08
|
2
|
0,16
|
Membeli alat oven untuk pengering
kacang hijau sebagai antisipasi musim hujan.
|
Kurang efektifnya upaya Bakpia 25
dalam upaya pemberdayaan karyawan.
|
0,06
|
3
|
0,18
|
Pemberian pelatihan bagi karyawan
agar diperoleh karyawan yang ahli di dalam bidangnya.
|
Pelanggan sering antre lama di toko,
terutama di toko daerah stratgis seperti Bandara Jaya.
|
0,07
|
3
|
0,21
|
Menambah jumlah loket kasir.
|
Tidak ada tester bagi produk baru
misalnya Bakpia Kumbu Hitam di toko.
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Menyediakan tester produk di tiap
toko.
|
JUMLAH
|
0,39
|
1,09
|
||
TOTAL
|
1,00
|
3,23
|
Tabel EFAS
Opportunity (Peluang)
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
Masih terdapat beberapa daerah yang
potensial namun belum dimasuki oleh
toko / gerai Bakpia 25.
|
0,08
|
4
|
0,32
|
Membangun toko di daerah potensial
yang belum dimasuki.
|
Dengan omset yang cukup besar dapat
meningkatkan kegiatan promosi.
|
0,07
|
3
|
0,21
|
Melakukan promosi yang lebih gencar
lagi.
|
Kesempatan untuk memperluas jaringan
karena laba yang besar.
|
0,08
|
2
|
0,16
|
Terus memperluas jaringan pemasaran
produk.
|
Pertumbuhan UKM di daerah Jogja
terus naik.
|
0,07
|
2
|
0,14
|
Meningkatkan jumlah rumah produksi.
|
Pengembangan produk selain Bakpia
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Mengembangkan produk lain seperti
Moachi, Yangko, Ampyang, dll.
|
JUMLAH
|
0,40
|
1,13
|
||
Threat
(Ancaman)
|
||||
Semakin
banyak usaha sejenis dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan Bakpia 25.
|
0,11
|
3
|
0,33
|
Mengedepankan kualitas dari pada
kuantitas agar tetap memilki
keunggulan kompetitif.
|
Pengusaha
besar asal Jogja seperti Mirotha telah membuka usaha baru yaitu Bakpia
Raminten.
|
0,12
|
3
|
0,36
|
Menjaga kualitas agar tetap memiliki
keunggulan bersaing.
|
Kenaikan
harga bahan utama seperti gula dan kacang hijau yang sering tidak bisa
diprediksi.
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Menjaga hubungan baik dengan pemasok
agar pada waktu kenaikan harga tidak terlalu berpengaruh.
|
Musim
penghujan, dimana sangat berdampak pada proses pembuatan Bakpia.
|
0,09
|
2
|
0,18
|
Membeli mesin pemanas sebagai
pengganti sinar matahari.
|
Pemalsuan
merek, misalnya Bakpia buatan orang lain yang menggunakan Box merek Bakpia
ternama di Jogja.
|
0,09
|
2
|
0,18
|
Pengawasan lebih intensif terhadap
daerah –daerah yang rawan pemalsuan merek.
|
Adanya kemungkinan toko milik Bakpia
Pathok 25 yang dapat menurunkan
reputasi merek akibat kegagalannya memenuhi standar tertentu.
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Menjaga standar mutu dalam bentuk pelayanan,
produksi, dsb.
|
JUMLAH
|
0,60
|
1,62
|
||
TOTAL
|
1,00
|
2,75
|
Matriks SPACE
kategori
|
Analisis faktor
|
Skor
|
Persentase
|
Skor Bobot
|
Persentase
|
IFAS
|
Kekuatan
|
2,14
|
66%
|
3,23
|
54%
|
Kelemahan
|
1,09
|
34%
|
|||
EFAS
|
Peluang
|
1,13
|
41%
|
2,75
|
46%
|
Ancaman
|
1,62
|
59%
|
|||
5,98
|
100%
|
INTERNAL
|
EKSTERNAL
|
KOMPETITIF
|
S
> W
|
T
> O
|
|
2,14 > 1,09
|
1,62 > 1,13
|
Matriks SPACE
Matriks SWOT
IFAS
EFAS
|
Kekuatan
(S)
|
Kelemahan
(W)
|
Peluang (O)
|
||
Ancaman (T)
|
Strategi
ST
1.
berusaha mengambil celah dari persaingan dengan mengedepankan keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh Bakpia “25”
2.
membangun dan menjaga citra baik bakpia “25”dengan mengedepan kan
profesionalisme dan kepuasan konsumen di atas segalanya.
|
Strategi
yang digunakan oleh Bakpia “25” yaitu strategi ST, antara lain harus memfokuskan pada:
1. Integrasi kedepan, kebelakang, dan
horizontal
2. Penetrasi pasar
3. Pengembangan pasar dan pengembangan
produk
BAB
IV
PENUTUP
4.I Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perbandingan
antara kekuatan dan kelemahan pada tabel IFAS, dan antara peluang dan ancaman
pada tabel EFAS, diketahui jumlah sbb :
KEKUATAN (S) : 2,14
KELEMAHAN (W) : 1,09
PELUANG (O) : 1.13
ANCAMAN (T) : 1.62
Karena S > W, dan T
> O, maka strategi kompetitif
yang harus dipilih dan digunakan oleh Bakpia Pathok 25 sebagai upaya untuk
keberlangsungan hidup usaha kedepannya, dengan berusaha untuk mengambil celah
dari persaingan dengan mengedepankan keunggulan kompetitif yang dimiliki, serta
membangun dan menjaga citra baik bakpia “25”dengan mengedepan kan
profesionalisme dan kepuasan konsumen di atas segalanya.
4.2 Saran
Didalam
perencanaan dan pengembangan usaha Bakpia “25” mempunyai berbagai alternatif
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu perusahaan tersebut dengan berbagai
cara melalui strategi ST, yang diantaranya sebagai berikut:
1.
Lebih
memperbanyak spelayanan-pelayanan untuk pelanggan, sehingga pelanggan semakin
mudah untuk mendapatkan produk dari Bakpia “25”
2.
Tempat
/ Toko yang disediakan lebih diperluas dan penambahan fasilitas yang lebih
memberi kenyamanan pada konsumen.
3.
Karyawan
harus mempunyai pengetahuan yang lebih serta memahami dengan baik tentang
perusahaan.
4.
Peningkatan
kualitas perusahaan dari segala aspek.
5.
Tetap
mengutamakan kualitas dibanding kuantitas agar tetap mampu bersaing dengan
usaha sejenis lainnya.
6.
Mengefisienkan
harga tanpa mengorbankan kualitas produk yang dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar