Pages

Senin, 23 April 2012

Marketing Strategy Planning


"BAKPIA PATHOK 25 YOGYAKARTA"




 BAB I
EXECUTIVE SUMMARY


1.1             Latar Belakang

Bakpia adalah makanan tradisional semacam kue bundar yang biasanya berisi bubuk kacang hijau. saat ini isi sangat bervariasi seperti coklat, durian, atau keju. Bakpia ini dijual dengan kemasan kardus kotak dan di jual di banyak tempat di Yogyakarta. Bakpia di Jogja lebih dikenal dengan bakpia pathok karena pusat industri makanan ini berada di Pathok yogyakarta. Di jalan KS Tubun sebelah barat Malioboro ini berderet toko sekaligus tempat produksi Bakpia. Sebagian besar dari produsen ini memberi nama atau merek dagangnya sesuai dengan nomor rumah tempat usaha mereka, misalnya Bakpia Pathok 25, berarti nomor tokonya adalah jl. pathok no 25.
Bakpia merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta bahkan sudah menjadi icon dari wisata kuliner di Yogyakarta sehingga bakpia 25 lahir dengan menyajikan suatu produk makanan berupa bakpia yang dikemas dengan format berbeda mulai dari proses produksi hingga proses pemasaran.
Sebagai salah satu produsen besar bakpia di Yogyakarta, PT Bakpia Pathok 25 lahir dari perusahaan kecil. Awal lahirnya Bakpia Pathok 25, dimulai dari usaha kecil milik Alm. Tan Aris Nio, seorang janda keturunan yang harus berjuang demi menghidupi anak-anaknya. Meskipun dia bukan orang pertama yang memproduksi bakpia, karena pada saat itu sudah banyak orang yang juga memproduksinya. Saat itu, Tan Aris Nio hanya membuat kue ini, kemudian dititipkan ke toko-toko, dan kini Bakpia Pathok 25 telah memiliki 5 toko cabang, dan 1 lokasi untuk toko sekaligus produksi. Selain itu, untuk penjualannya banyak orang luar daerah Yogyakarta yang mengambil kue ini untuk kemudian dijual di Magelang, Semarang, dan daerah lainnya.
Meski telah mempekerjakan 100 pegawai, seperti layaknya UKM, Arlen Sanjaya (Pemilik Bakpia Pathok 25) mengaku PT Bakpia Pathok 25 merupakan pengrajin bakpia pertama yang telah menggunakan brand (merk). Melalui sentuhan manajemen Lita Sanjaya, kakak perempuan Arlen yang dulu menggunakan merk Bakpia Pathok 38. Alasanya, karena saat itu menyewa toko dengan nomor 38. Namun karena dianggap sebagai angka kawin mistis dalam penanggalan Imlek, maka diubahlah menjadi Bakpia Pathok 25 hingga saat ini.
Menyadari betul mengenai pentingnya brand, kemudian dibuatlah slogan Bakpia Pathok 25 Oleh-oleh Khas Jogja. Menurut Arlen Sanjaya, nama Bakpia Pathok 25 tidak bisa dipatenkan karena berkaitan dengan nama kue, nama jalan, dan angka yang merupakan milik publik. Namun Arlen telah mematenkan Bakpia Pathok 25 secara utuh 1 kardus atau 1 kotak. Sertifikat Depkes pun telah diraih pada tahun 1988 dan serifikat halal MUI pada 1998. Mengenai kemasan, jika dulu hanya menggunakan kemasan kotak anyaman bambu (besek), kemudian dikemas dalam kardus putih biasa, kini telah dikemas dalam kardus dengan desain elegan dan higienis.
Dan saat ini Bakpia Pathok 25 merupakan salah satu merek usaha bakpia terbesar di Kota Jogja setelah Bakpia Pathok 75, dan 2 merek inilah yang saat ini menjadi penguasa penjualan kue bakpia di kota Jogjakarta.

     1.2 Visi, Misi, dan Tujuan
1.2.1 Visi
Menjadi produsen spesial oleh-oleh makanan khas Jogja baik lokal maupun nasional.
1.2.2 Misi
-          Selalu menjaga mutu atau kualitas produk yang dihasilkan
-          Memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen
-          Produk yang dihasilkan selalu mengedepankan kebersihan atau higienis.
1.2.3      Tujuan
-    Ikut melestarikan makanan tradisional lokal untuk diangkat ke permukaan agar menjadikan makanan tradisional Indonesia menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
-    Dengan Motto “yang baru pasti lebih hangat dan enak kami akan menjadi yang terdepan dalam usaha Bakpia.
-    Membuka lapangan pekerjaan baru
1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang berhubungan antara orang-orang dengan tugasnya (jabatannya) dalam suatu organisasi sehingga sifatnya dinamis. Perusahaan Bakpia Pathuk "25" dipimpin langsung oleh bapak Arlen Sanjaya yang dalam hal ini struktur organisasi dibagi antara
1.    bagian administrasi,
2.    bagian pemasaran
3.    bagian proses produksi.





BAB II
PERMASALAHAN

     Permasalahan yang dihadapai pengrajin Bakpia “25” dilihat dari kelemahan dan ancaman yaitu:
2.1 Faktor Internal
-          Kurangnya karyawan terutama kasir di toko-toko daerah strategis seperti toko Ongko Joyo, toko Pasar Pathok, toko Kembang Jaya, toko Bandara Jaya, dimana di daerah - daerah strategis tersebut sering terjadi antrean bagi pembeli.
-          Kurangnya karyawan toko terutama bagian kasir, dapat dilihat dari pelanggan sering antre lama di toko, terutama di toko daerah stratgeis seperti Bandara Jaya.
-          Masih tergantung dengan alam.

2.2 Faktor Eksternal
-          Semakin banyak usaha sejenis yang muncul dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan Bakpia Pathok 25, misalnya bakpia Djava dan bakpia Raminten.
-          Susah untuk mengatasi pemalsuan merek yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, misalnya di daerah stasiun atau terminal sangat sering ditemui pedagang Bakpia yang menggunakan nama-nama ternama tetapi bukan produk asli.
-          Musim penghujan dan berpengaruh pada proses pembuatan Bakpia, dimana sinar matahari sangat diperlukan untuk proses penjemuran kacang hijau dan kualitas kacang hijau yang baik dan maksimal hanya dapat didapat melalui penjemuran sinar matahari yang tinggi dan bepengaruh pada kualitas Bakpia itu sendiri.
-          Kenaikan harga bahan-bahan pokok terutama pada waktu menjelang hari-hari besar, padahal di hari besar permintaan akan Bakpia menaik tajam hingga mencapai omset 12 juta.
2.3          Hubungan dari Kelemahan dan Ancaman

Dengan adanya kelemahan dan ancaman yang ada dalam usaha ini diharapakan Bakpia 25 dapat menjadikannya sebuah pelajaran untuk menjadi lebih baik kedepannya dan mampu bersaing dengan usaha lain sejenis. Upaya yang dapat dilakukan Bakpia 25 ialah dengan menjalankan

A. Marketing Objectives
    1.  Memperkenalkan perusahaan secara lokal.
Menciptakan brand awareness pada target market itu sangat penting, dan untuk meraih itu perusahaan menyadari bukanlah suatu perkara yang gampang. Namun dengan terus melakukan pemasaran, memberikan informasi atau berkomunikasi dengan pasar perusahaan meyakini strategi tersebut dapat memperkenalkan dan meningkatkan brand awareness perusahaan.
    1.  Meningkatkan Brand Equity.
Dengan melakukan pemasaran perusahaan meyakini juga dapat meningkatkan equitas merek. Meningkatkan nilai dari brand tersebut otomatis juga akan meningkatkan nilai terhadap konsumennya. Konsumen akan merasa lebih bangga karena brand yang mekaka gunakan mempunyai nilai lebih terhadap brand lainnya yang sejenis.

3.     Meraih kepercayaan konsumen.
Memberikan kualitas produk yang benar-benar baik sebagai upaya untuk melakukan pemasaran yang baik, sehingga dapat meraih kepercayaan konsumen. Strategi-strategi pemasaran yang baik intinya juga ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. jadi dengan melakukan pemasaran yang baik dan pesan pemasaran itu sampai kepada konsumen dan perusahaan dapat menjaga kualitas produk maka dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand atau produk.
         
 B. Financial Objectives
1.  Meningkatkan profit margin dari penjualan tiap tahunnya.
2.  Mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dalam satu tahun pertama

 C. Target market
Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Dengan mengetahui dan mengenali segmen pemasar, maka akan lebih mudah untuk memuaskan keinginan target. Secara umum target market dari Bakpia “25” adalah para wisatawan yang berkunjung ke Jogja, serta para pengusaha lain di luar Jogja yang bekerja sama untuk dijual kembali di daerah mereka.




BAB III
PEMBAHASAN

            3.1 Gambaran Umum Manajemen Strategi

Pengertian Manajemen Strategi
1.   Sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan” (Lawrence R. Jauch & William F. Glueck)
2.   “Suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai2 yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi” (Bambang Hariadi).
Jadi manajemen Strategi pada usaha Bakpia Pathok 25 adalah suatu rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi ke depannya.

   3.2  IFAS dan EFAS

Perusahaan pada umunya didirikan untuk kelangsungan hidupnya dan diharapkan dapat memperoleh laba yang maksimum. Dalam hal ini Bakpia Pathok 25 menciptakan kualitas dan banyak pilihan rasa dengan harga yang bersaing dengan usaha lain serupa, hal ini dilakukan agar Bakpia Pathok 25 tetap mampu berkembang dan bersaing ditengah persaingan yang semakin ketat.
Untuk mengetahui seberapa pentingnya dan pengaruhnya antara kekuatan dan kelemahan , serta peluang dan ancaman yang dialami oleh usaha Bakpia Pathok 25 dapat dilihat sbb :
Bobot :
-    0,00-0,05 ( kurang penting)
-   >0,05-0,10 ( cukup penting )
-   >0,10-0,15 ( penting )
-   >0,15-0,20 ( sangat penting )


Rating :
Pada S dan O
-    4 ( sangat berpengaruh )
-    3 ( cukup berpengaruh )
-    2 ( berpengaruh )
-    1 ( kurang berpengaruh )

Pada W dan T
-    4 ( Sangat berpengaruh )
-    3 ( cukup bepengaruh )
-    2 ( berpengaruh )
-   1 (kurang berpengaruh )

Tabel IFAS




Strength (Kekuatan)
Bobot
Rating
Skor
Keterangan
Bakpia 25 merupakan anggota dari pengrajin Bakpia Kampung Pathok Jogjakarta.
0,10
4
0,40
Terus meningkatkan kualitas karena membawa nama baik Pathok.
Memiliki banyak pelanggan mulai di daerah hingga ke luar daerah Jogja seperti Magelang, Semarang, Jakarta, dsb.
0,11
3
0,33
Terus memberikan pelayanan yang baik agar pelanggan tidak kecewa.
Kualitas Bakpia 25 sudah dikenal dan dipercaya.
0,11
4
0,44
Menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan disesuaikan dengan kualitas produk.
0,10
3
0,30
Berusaha menjaga kestabilan harga dengan tidak mengorbankan kualitas.
Memiliki aneka rasa bakpia.
0,09
3
0,27
Membuat inovasi rasa terbaru untuk isi bakpia.
Memiliki toko pusat oleh-oleh yang tersebar di daerah strategis di kota Jogja.
0,10
4
0,40
Mengembangkan pemasaran (jumlah toko) di daerah potensial yang belum dimasuki.
JUMLAH
0,61

2,14

Weakness (Kelemahan)




Kurang efektifnya penggunaan website dalam kegiatan pengenalan produk baru kepada konsumen.
0,09
3
0,27
Mempromosikan produk baru di website resmi.
Masih tergantung dengan alam dalam proses pembuatan bakpia.
0,08
2
0,16
Membeli alat oven untuk pengering kacang hijau sebagai antisipasi musim hujan.
Kurang efektifnya upaya Bakpia 25 dalam upaya pemberdayaan karyawan.
0,06
3
0,18
Pemberian pelatihan bagi karyawan agar diperoleh karyawan yang ahli di dalam bidangnya.
Pelanggan sering antre lama di toko, terutama di toko daerah stratgis seperti Bandara Jaya.
0,07
3
0,21
Menambah jumlah loket kasir.
Tidak ada tester bagi produk baru misalnya Bakpia Kumbu Hitam di toko.
0,09
3
0,27
Menyediakan tester produk di tiap toko.
JUMLAH
0,39

1,09

TOTAL
1,00

3,23







Tabel EFAS


Opportunity (Peluang)
Bobot
Rating
Skor
Keterangan
Masih terdapat beberapa daerah yang potensial namun belum dimasuki oleh  toko / gerai Bakpia 25.
0,08
4
0,32
Membangun toko di daerah potensial yang belum dimasuki.
Dengan omset yang cukup besar dapat meningkatkan kegiatan promosi.
0,07
3
0,21
Melakukan promosi yang lebih gencar lagi.
Kesempatan untuk memperluas jaringan karena laba yang besar.
0,08
2
0,16
Terus memperluas jaringan pemasaran produk.
Pertumbuhan UKM di daerah Jogja terus naik.
0,07
2
0,14
Meningkatkan jumlah rumah produksi.
Pengembangan produk selain Bakpia
0,10
3
0,30
Mengembangkan produk lain seperti Moachi, Yangko, Ampyang, dll.
JUMLAH
0,40

1,13

Threat (Ancaman)




Semakin banyak usaha sejenis dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan Bakpia 25.
0,11
3
0,33
Mengedepankan kualitas dari pada kuantitas agar tetap  memilki keunggulan kompetitif.
Pengusaha besar asal Jogja seperti Mirotha telah membuka usaha baru yaitu Bakpia Raminten.
0,12
3
0,36
Menjaga kualitas agar tetap memiliki keunggulan bersaing.
Kenaikan harga bahan utama seperti gula dan kacang hijau yang sering tidak bisa diprediksi.
0,10
3
0,30
Menjaga hubungan baik dengan pemasok agar pada waktu kenaikan harga tidak terlalu berpengaruh.
Musim penghujan, dimana sangat berdampak pada proses pembuatan Bakpia.
0,09
2
0,18
Membeli mesin pemanas sebagai pengganti sinar matahari.
Pemalsuan merek, misalnya Bakpia buatan orang lain yang menggunakan Box merek Bakpia ternama di Jogja.
0,09
2
0,18
Pengawasan lebih intensif terhadap daerah –daerah yang rawan pemalsuan merek.
Adanya kemungkinan toko milik Bakpia Pathok 25 yang dapat menurunkan  reputasi merek akibat kegagalannya memenuhi standar tertentu.
0,09
3
0,27
Menjaga standar mutu dalam bentuk pelayanan, produksi, dsb.
JUMLAH
0,60

1,62

TOTAL
1,00

2,75







Matriks SPACE


kategori
Analisis faktor
Skor
Persentase
Skor Bobot
Persentase
IFAS
Kekuatan
2,14
66%
3,23
54%

Kelemahan
1,09
34%


EFAS
Peluang
1,13
41%
2,75
46%

Ancaman
1,62
59%






5,98
100%


INTERNAL
EKSTERNAL

KOMPETITIF
S  > W
T  > O
2,14 > 1,09
1,62 > 1,13


Matriks SPACE          





Matriks SWOT


                            IFAS

EFAS
Kekuatan (S)


Kelemahan (W)

Peluang (O)



Ancaman (T)

Strategi ST
1. berusaha mengambil celah dari persaingan dengan mengedepankan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Bakpia “25”
2. membangun dan menjaga citra baik bakpia “25”dengan mengedepan kan profesionalisme dan kepuasan konsumen di atas segalanya.

 

Strategi yang digunakan oleh Bakpia “25” yaitu strategi ST, antara lain harus memfokuskan pada:
1. Integrasi kedepan, kebelakang, dan horizontal
2. Penetrasi pasar
3. Pengembangan pasar dan pengembangan produk




BAB IV
PENUTUP


4.I  Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perbandingan antara kekuatan dan kelemahan pada tabel IFAS, dan antara peluang dan ancaman pada tabel EFAS, diketahui jumlah sbb :
KEKUATAN (S)        : 2,14
KELEMAHAN (W)    : 1,09
PELUANG (O)          : 1.13
ANCAMAN (T)          : 1.62
Karena S > W, dan T > O, maka strategi kompetitif yang harus dipilih dan digunakan oleh Bakpia Pathok 25 sebagai upaya untuk keberlangsungan hidup usaha kedepannya, dengan berusaha untuk mengambil celah dari persaingan dengan mengedepankan keunggulan kompetitif yang dimiliki, serta membangun dan menjaga citra baik bakpia “25”dengan mengedepan kan profesionalisme dan kepuasan konsumen di atas segalanya.

4.2  Saran
Didalam perencanaan dan pengembangan usaha Bakpia “25” mempunyai berbagai alternatif tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu perusahaan tersebut dengan berbagai cara melalui strategi ST, yang diantaranya sebagai berikut:
1.   Lebih memperbanyak spelayanan-pelayanan untuk pelanggan, sehingga pelanggan semakin mudah untuk mendapatkan produk dari Bakpia “25”
2.   Tempat / Toko yang disediakan lebih diperluas dan penambahan fasilitas yang lebih memberi kenyamanan pada konsumen.
3.   Karyawan harus mempunyai pengetahuan yang lebih serta memahami dengan baik tentang perusahaan.
4.   Peningkatan kualitas perusahaan dari segala aspek.
5.   Tetap mengutamakan kualitas dibanding kuantitas agar tetap mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya.
6.   Mengefisienkan harga tanpa mengorbankan kualitas produk yang dihasilkan.